Surabaya, 19 Mei 2025 (Kabar Masjid) // Awalnya dulu tanah lapang. Sebagian tanah lapang itu di buat anak-anak bermain bola dan petak umpet. Tapi lambat Laun akhirnya beberapa orang tua atau tokoh daerah sekitar Rusun Menanggal, Surabaya berfikir untuk memiliki tempat ibadah. Akhirnya berdirilah masjid yang berada di Rusun Menanggal .
Masjid Al fajar berdiri tahun1989. Empat tahun kemudian Masjid Al Fajar dibangun yang cukup representasif, sehingga layak sebagai tempat ibadah. Dan bisa ditempati sekitar 150 hingga 200 jamaah.
“Ya kita gotong royong diantara bapak-bapak yang berada di sekitar wilayah menanggal,” kenang Ketua Takmir Masjid Al Fajar, Ir. Subchan Bashori, MM.
Saat ini, lanjut Subchan, perkembangan Masjid Al Fajar luar biasa. Bukan hanya padat kegiatan dan kajiannya tapi juga memiliki fasilitas yang sangat layak sebagai masjid percontohan di kota Surabaya.
Bagaimana tidak, saat ini Masjid Al Fajar memiliki sebuah ambulan yang bisa dimanfaatkan oleh para jamaah maupun warga sekitar. Bahkan Masjid Al Fajar juga memiliki klinik yang berada di samping masjid yang saat ini klinik dipimpin oleh dr. Ageng.
Foto Fasilitas Ambulance Masjid Al Fajar Jl. Pagesangan Blok 61. (Arsip DMI Surabaya)
“Klinik buka setiap hari, mulai jam 15.00 sampai dengan 18.00. Alhamdulillah, banyak jamaah dan warga sekitar memanfaatkan fasilitas ini,” jelas Subchan.
Masjid Al Fajar juga menyediakan pemulasaran jenazah. Jadi apabila ada warga maupun jamaah yang meninggal, tidak perlu repot-repot. Karena sudah memiliki tim pemulasaran jenazah.
“Hal inilah yang membuat warga maupun jamaah nyaman,” timpal Syamsudin, takmir masjid bidang sosial.
Syamsudin menjelaskan bahwa Masjid Al Fajar memiliki UPZ (Unit Pengelolaan Zakat) yang sudah mendapat sertifikasi. Saat ini UPZ diketuai oleh Hj. Siti Khalifah Umar.
Foto Fasilitas Kesehatan, Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) dan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Masjid Al Fajar Jl. Pagesangan Blok 61. (Arsip DMI Surabaya)
“Pokoknya fasilitas dan kegiatan di Masjid Al Fajar ini lengkap. Ada panti asuhan, TPQ yang memiliki 50 santri. Serta pengajian rutin ole ibu-ibu jamaah.” Terang Siti Khalifah
Yang lebih menarik lagi, ada program cantelan. Yakni setiap hari Ahad keempat setiap bulannya, ibu-ibu membuat cantelan di pelataran masjid.
Berbagai cantelan dipasang oleh ibu-ibu. Mulai sayuran, ikan, gula dan kopi serta lainnya. Bagi jamaah atau masyarakat sekitar masjid bisa mengambil secara gratis, biasanya. Dan setiap program cantelan menyediakan program 150 hingga 200 paket .
“Program cantelan ini awal mula dari waktu pandemi lalu. Dan alhamdulillah sampai saat ini masih berjalan. Bahkan jadi salah satu program unggulan yang di tunggu para jamaah dan warga sekitar,” kata Syamsudin.
Masjid Al Fajar sendiri sudah resmi menjadi anggota DMI Kota Surabaya. Terbukti dengan penyerahan sertifikat keanggotaan yang dilakukan oleh Wakil Ketua DMI Kota Surabaya, Drs. H. Nurhasan ketika di sela-sela pengajian wanita Al Fajar.
“Saya merasa bahagia karena kegiatan di Al Fajar ini sangat banyak sehingga menjadikan masjid ini betul-betul makmur,” jelas Nurhasan yang didampingi Ketua PC DMI Kecamatan Gayungan, Drs. Ec. M. Yahya. (Lup)